Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia Orwil DIY punya cara sendiri menyemarakkan peringatan HUT ke-72 Republik Indonesia. Sebagai bentuk syukur, para pengurus mengunjungi RSU Dr Sarjito. Tujuannya adalah membawa 120 paket untuk dibagikan kepada para pasien kanker kurang mampu sehari sebelum perayaan hari kemerdekaan. “Kemerdekaan bisa kita isi dengan kepedulian.
Menebarkan kasih sayang merupakan wujud kesyukuran atas nikmat kemerdekaan. Semoga yang tidak seberapa ini, bisa memberikan kebahagiaan bagi pasien yang sedang sakit,” ujar Ketua ICMI DIY Herry Zudianto di hadapan direksi RSU Dr Sarjito sebelum membagi bingkisan ke ruangan pasien dalam keterangan tertulisnya, Jumat (18/8)
Direktur operasional RSUP Sardjito Joko Windoyo menerima kedatangan rombongan ICMI DIY di Ruang Bulat, Gedung Administrasi Rumah Sakit Sarjito. Joko mengucapkan terima kasih atas kepedulian masyarakat terhadap rumah sakit dan pasiennya sebagaimana yang dilakukan ICMI.
Dia menyampaikan jumlah pasien kanker yang berobat di RS Sardjito ini rata-rata 300 orang setiap hari dan yang rawat inap ada 47 orang. Mereka tersebar di tiga bangsal. Usai diterima direksi, Pengurus ICMI yang hadir berbagi tugas. Satu rombongan dipimpin Herry Zudianto berbagi 62 paket untuk pasien anak-anak sedangkan rombongan satunya membagi 58 paket ke pasien dewasa.
Paket berisi makanan dan uang tersebut sudah dikordinasikan dengan pihak rumah sakit. “Jenis makanan apa saja yang boleh diberikan kepada pasien, sudah dibahas bersama pihak rumah sakit,” tambah Penasehat ICMI DIY Noor Pamela.
Herry Zudianto mengatakan, selain sebagai bentuk kepedulian kegiatan ini juga untuk mengetahui kondisi penderita dan keluarga pasien penderita kanker.
Diharapkan dengan adanya bingkisan tersebut dapat meringankan beban mereka, termasuk menjadi motivasi bagi pasien dalam menjalani perawatan. “Ini penting sebab penderita kanker umumnya dari masyarakat bawah yang harus mendapat perhatian khusus,” kata Walikota Yogyakarta dua periode itu.
Menurut Herry, perhatian ini penting sebab rata-rata pasien penderita kanker itu anak nomor satu. Sehingga dalam perawatan kedua orangtuanya harus terlibat.
Hal inilah yang menjadikan terganggunya mata pencarian orang tua mereka. Sebab harus menunggui anaknya yang sakit. Terlebih lagi, dalam proses pengobatannya butuh waktu lama dan mereka harus menunggu. Sedangkan mereka datang dari tempat yang jauh dari rumah sakit
https://www.jpnn.com/news/wujud-syukur-kemerdekaan-ala-icmi-diy